SEJARAH KELAHIRANKU
Tepat 20 tahun yang lalu, saya dilahirkan di
bumi Kartini Jepara tepatnya di Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Nama saya Fina Hidayatur Rohmah, nama pemberian dari orangtua yang memiliki arti anak yang insyallah selalu
mendapat petunjuk atau hidayah yang baik dari Allah SWT. Asal mula nama tersebut adalah dari nama
murid ayah yang bernama Fina. Hari Ahad
pon adalah hari kelahiranku dalam pertanggalan jawa yang bertepatan dengan
tanggal nasional 28 April 1996. Dalam bulan hijriahnya yaitu 9 Dzulhijjah tepat
saat hari besar Idul Adha dan pada saat itu, istri almarhum presiden kedua
Ir.Soeharto yang biasa di panggil ibu Tien Soeharto wafat.
Saya lahir bukan dari bantuan dokter atau
bidan melainkan lahir sendiri atau yang dikenal dengan istilah “brojoli” dan di
bantu dukun beranak desa setempat. Lahir dalam kondisi premature tujuh bulan
dengan berat 19 ons dan banyak yang bilang hanya berukuran kecil seukuran
botol. Pada waktu itu orangtua saya tidak tega menempatkan saya di inkubator
dan alhasil di tempatkan diantara botol-botol yang dipanaskan. Kekhawatiran orangtua terhadap pertumbuhan dan perkembangan
saya, membuat mereka memberikan berbagai macam obat termasuk obat peninggi.
Sehingga saya tumbuh seperti layaknya anak-anak
seumuran saya. Kesehatan saya pun tidak luput dari kasih sayang ibu saya
yang telah memberikan ASI eksklusifnya sehingga saat berumur kurang lebih satu
bulan saya dikategorikan tumbuh normal.
Di Jepara, beserta ayah dan ibu tinggal di
rumah kecil yang masih beralas tanah seperti rumah bambu, masih ingat jelas
hanya koran yang bisa menutupi bagian yang berlubang di rumah tersebut. Disana
kami tinggal di antara tiga rumah saudara ayah. Waktu itu kami belum mempunyai televisi
sehingga harus ke rumah saudara ayah untuk sekedar menonton tv bersama, disana
kekeluargaan masih terasa sangat kental
Di saat
berusia empat tahun kami sekeluarga pindah bermukim ke Kudus. Dimana kota ini
adalah tempat kelahiran ibu saya dan kami menetap di Kudus hingga sekarang. Saya
anak pertama dari empat bersaudara. Sejak pindah di Kudus, saya mendapatkan adik
pertama saya yang bernama Muhamad Akbar Saputra kelahiran 2001, yang kedua Rizal
Ainur Rofiq kelahiran 2004 dan terakhir si kecil Aisha Mutiara Husna yang
sekarang berumur menginjak lima tahun. Ayah saya bernama Akhmad Sutrisno dan
ibu saya bernama Rahmawati. Ayah dulu seorang guru dan sekarang menjadi
pengawas RA/MI dan ibu seorang guru SD. Ayah memulainya dari bawah, yang semula
hanya rumah bambu tempat tinggal saat di Jepara dan setelah di Kudus sudah bisa
membeli rumah jadi yang cukup bagus untuk ditempati keluarga kecil kami. Masih
teringat jelas saat melihat rumah tersebut saya ditemani oleh kakek dari ayah yang
bernama Mbah Meni. Meskipun sekarang beliau sudah tidak ada tapi saya bersyukur
masih bisa memperoleh kenangan tersebut di usia saya yang masih balita karena
pada saat kecil nenek dari ayah saya pun telah meninggal sudah lama sebelum
orangtua saya menikah. Rumah yang sekarang saya tempati beralamat di Desa Prambatan Lor RT : I/II Kaliwungu Kudus dengan kode pos
59631 dan rumahnya dekat dengan rumah orangtua ibu.
Saat saya berumur lima tahun saya ditempatkan
di RA Nurul Haq dan belajar di TPQ Nurul
Haq saat sore tiba. Selanjutnya setahun kemudian di usia enam tahun, saya
memulai pendidikan di MIN Kudus dan lulus tahun 2008. Di sekolah MIN ini saya
mempunyai guru favorit saya yaitu pak Sunarto guru mapel Bahasa Indonesia yang
sering memanggil nama saya dengan Mbak Pina.
Setelah
lulus dari MIN saya melanjutkan di MTSN 1 Kudus dan lulus tahun 2011. Di hari
perpisahan MTSN ini tepatnya jam 02.00-03.00 pagi di hari Sabtu, 28 Mei 2011
saya mendapatkan adik perempuan. Sebelum ibu hamil saya tidak mengira akan
mendapatkan adik lagi apalagi seorang adik cantik berjenis kelamin perempuan
yang sangat saya inginkan. Malam harinya saya sudah merasa ada yang aneh tapi
saya tidak menghiraukannya. Beberapa menit kemudian ayah memanggil, saya pun
turun dari kamar atas dan teryata ibu sudah melahirkan. Adik saya lahir dengan
sendirinya seperti saya. Saat itu ibu saya memberikan bayi mungil itu kepada
saya untuk di pakaikan handuk agar tidak kedinginan, meskipun waktu itu masih
ragu tapi akhirnya memberanikan diri karena ibu saat itu kesakitan. Saya membawa
adik bayi menuju kamar. Sebelum ke kamar teryata nenek dan bu lek sudah datang
dan takjub karena saya menggendong bayi mungil dengan tangan saya sendiri. Tak
selang lama ayah juga baru datang dengan seorang bidan dan memeriksa ibu dan
adik di kamar. Saat pagi tiba sekitar jam setengah 06.00 pagi saya ke tempat
tata rias karena akan perpisahan saat itu dan setelah hampir satu jam akhirnya
selesai dan pulang sebentar untuk makan kemudian siap-siap berangkat. Meskipun
berat hati meninggalkan adik yang baru lahir tapi karena sudah banyak yang
menemani, akhirnya saya berangkat diantar ayah menuju Jam’yyatul Hujjaj Kudus
(JHK) tempat perpisahan tersebut. Karena sangat senang mendapatkan adik
perempuan, nama adik yang memberikan awalnya adalah saya, dengan usulan nama
awalnya adalah Aisha Zalfa Husna/ Hasna. Karena Zalfa mempunyai arti kulit
mutiara ayah kurang setuju dan menggantinya dengan Mutiara saja, dan saya juga
memberikan pendapat untuk nama akhir adik kepada ibu untuk memilih nama
Husna/Hasna dan akhirnya memilih Husna alhasil nama lengkap adik saya adalah Aisha
Mutiara Husna.
Kedua sekolah sebelumya MIN dan MTSN berada
dalam satu lingkup dan sangat dekat dengan rumah saya, sehingga agar sampai ke
sekolah saya hanya jalan kaki saja dan kadang-kadang menggunakan sepeda. Selanjutnya
saya menempuh pendidikan di MA NU Mu’allimat Kudus dan lulus tahun 2014.
Sekolah ini lumayan jauh dari rumah sehingga saya menggunakan angkutan umum untuk
sampai ke sekolah tersebut. Di sekolah ini beda dari dua sekolah sebelumnya antara
perempuan dan laki-laki belajar bersama dalam satu kelas, tapi disini di
khususkan hanya perempuan saja dan hanya gurunya yang laki-laki.
Selanjutnya saya melanjutkan ke jenjang
berikutnya yaitu bangku perkuliahan pada tahun 2014 di IAIN yang sudah berganti
nama menjadi UIN Walisongo Semarang sekarang. Saya mengambil jurusan PGMI di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sekarang saya sudah semester empat. Saya
di Semarang, tinggal di pondok Darul
Falah be-Songo Perum Bank Niaga B-5. Saya mengambil jurusan ini semula atas
usulan ayah saya, dan dari usulan ayah tersebut akhirnya saya menjalaninya dan
alhamdulillah sudah merasa nyaman dengan jurusan ini. Saya sebelumnya juga
pernah praktek mengajar atau PPL saat kelas XII di MI NU Ma’rifatul ulum 1 Kudus
dan teryata seru dan mengasyikkan mengajar anak-anak di MI tersebut, dan
kebetulan juga saya sangat suka dengan anak kecil. Jadi jurusan ini akan saya
tekuni dengan sungguh-sungguh, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dunia
dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar